BAB I
Pendahuluan
Saudara-saudara, profesi anda adalah
guru. sebagai pemangku jabatan guru sudah seharusnya anda memahami apa
sebenarnya jabatan guru itu.Sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi jika anda
sebagai guru tidak mampu profesi anda sendiri.Tentu hal yang tidak mengenakkan
akan terjadi.Untuk menghindari hal tersebut,pelajarilah dengan teliti unit 4
tentang Menampilkan diri sebagai pribadi yang santun dan berakhlak mulia.Unit
ini dijabarkan menjadi 2 sub unit.Sub unit 1 mengenai sopan santun dan sub unit
2 tentang ketakwaan.Dalam mempelajari materi unit tersebut,usahakan anda
menguasai kemampuan-kemampuan berikut :
1. Menjelaskan sopan santun
2. Menentukan perbuatan baik dan tidak baik
3. Menjelaskan pengertian takwa
4. Menentukan perbuatan takwa dan tidak takwa
Agar kemampuan-kemampuan diatas
dapat anda kuasai ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini :
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan,agar anda tahu persis
kemampuan –kemampuan apa yang seharusnya anda kuasai
2. Baca secara sepintas isi unit agar anda memperoleh gambaran isi
unit secara keseluruhan.
3. Lanjutkan dengan membaca bagian demi bagian tandai bagian-bagian
penting dengan stabilo atau garis bawah lalu ciptakan materinya :
Dengan
begitu anda akan lebih mudah menguasai materi yang sedang anda pelajari.
4. Kerjakan tugas-tugas latihan untuk memperluas wawasan anda mengenai
konsep-konsep yang sedang anda pelajari.
5. Kerjakan juga soal-soal tes formatif yang ada pada bagian akhir
setiap sub unit.
BAB II
Sopan Santun
Pengertian Sopan Santun
Sebelum
kita membicarakan sopan santun terlebih dahulu membahas etika.Etika adalah
sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.Etika sangat menekankan
pendekatan yang kritis dalam melihat dan mengumuli nilai dan norma moral
tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai
dan norma moral itu.Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku
manusia,baik secara pribadi maupun kelompok.
Menurut Magnis Suseno, etika
adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma
tentang bagaimana kita harus hidup
adalah moralitas.Sedangkan etika hanya melakukan refleksi kritis atas norma
atau ajaran moral tersebut.Moralitas adalah petunjuk kongkret tentang bagaimana kita harus hidup.Sedangkan etika
adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral.
Moralitas adalah sebuah “pranata”seperti halnya agama,bahasa dan
sebagainya yang sudah ada sejak dahulun
kala dan diwariskan secara turun menurun.Sebaliknya,etika adalah sikap kritis
setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.Maka
tidak mengherankan bahwa moralitas bisa saja sama,tetapi sikap etis bisa
berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam masyarakat yang sama,atau
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.
Karena etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas,maka etika
tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai mtoralitas begitu
saja.Etika memang pada akhirnya
menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas ,tetapi bukan karena
tindakan itu diperintah oleh moralitas,melainkan karena ia sendiri tahu bahwa
hal itu memang baik baginya.Ia sadar secara krtis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti
itu.Atau,kalau pada akhirnya bertindak sebagaimana yang diperintahkan oleh
moralitas,orang tiu bertindak tidak sesuai dengan moralitas bukan karena
ikut-ikutanb atau sekedar mau yang
lain,melainkan karena ia punya alasan rasional untuk itu.
Untuk memahami apa yang disebut etika sesungguihnya kita perlu
terlebih dahulu membedakannya dengan moralitas.Moralitas berasal dari bahasa
latin “mos”(tunggal),”mores”(jamak) dan kata sifat “moralitas”.Bentuk
jamak”mores”berarti:kebiasaan,kelakuan,kesusilaan.kata sifat “moralis”berarti
susila.Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara
baik sebagai manusia.Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah,nasihat,peraturan,perintah
yang diwariskan secara turun-menurun melalui agama ataupun kebudayaan tertentu
tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi
manusia yang baik.Moralitas adalah tradisi kepercayaan,dalam agama atau
kebudayaan,tentang perilaku yang baik dan buruk.Moraliras memberi manusia
aturan atau petunjuk kongkret tentang bagaimana ia harus hidup,bagaimana ia
harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik,dan bagaimana
menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.
Dalam
kaitan dengan nilai dan norma ada dua macam etika :
1.
Etika deskriftif,yang berusaha meneropong secara kritisdan rasional
sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.Etika deskriftif berbicara mengenai
fakta apa adanya,yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai fakta
yang terkait dengan situasi dan realitas kongkrit yang membudaya.Etika
deskriftif berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai,tanpa menilai,dalam
suatu masyarakat,tentang sikap orang dalam menghadapi hidup dan tentang
kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
2.
Etika normatif,yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia,atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia,dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencapai
apa yang bernilai dalam hidup ini.Etika normatif berbicara mengenai norma-norma
yang menuntun tingkah laku manusia,untuk bertindak sebagimana seharusnya
berdasarkan norma-norma.Etika normatif memberi petunjuk kepada manusia untuk
bertindak yang baik dan menghindari perbuatan yang kurang baik.
Sesuai
dengan pola pendekatan etika yang kritis dan rasional,kedua jenis etika ini
pada akhirnya menuntun orang untuk mengambil sikap dalam hidup ini.Beda antara
etika deskriftif dan etika normatif adalah etika deskriftif memberi fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku,atau sikap yang mau
diambil sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Dalam kehidupan manusia, kita menemukan banyak norma yang
memberikan pedoman bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan
tepat , sekaligus menjadi dasar penilaian mengenai baik dan buruknya perilaku
dan tindakan. Secara umum
norma dibedakan menjadi dua yaitu norma khusus dan norma umum, Norma khusus, Merupakan
aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan yang khusus, Misal
peraturan bermain dalam olahraga, aturan mmengunjungi pasien di rumah sakit dan
sebagainya. Norma Umum, Norma umum mempunyai sifat yang lebih umum dan
universal. Norma umum terdiri dari tiga macam, yaitu :
1.
Norma sopan santun (etiket) yaitu norma mengatur pola prilaku yang
sikap lahiriah, misalnya Tata cara
bertamu, tata cara duduk, tata cara makan dan minum, cara berpakaian cara menyapa , cara berbicara
dan sebagainya.
2.
Norma Hukum yaitu norma yang di tuntut dengan tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma
hukum lebih tegas dan pasti , karena dijamin oleh hukuman terhadap para pelanggarannya.
3.
Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia. Norma
moral sebagai tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik
buruknya manusia sebagai manusia dan bukan dalam kaitannya dengan tugas bukan
dalam kaitan dengan status sosial dan sebagainya.
Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.
Pergaulan
Pergaulan
Hubungan antar manusia atau komunikasi akan melahirkan pergaulan. Dalam bergaul , faktor perhatian sangat menentukan. Pergaulan diawali dengan perkenalan. Dalam pergaulan , orang perlu mengenal etika dalam pembicaraan tatap muka serta pembicaraan dengan sarana komunikasi.
Kalau sopan santun berlaku dimana saja dan
kapan saja, maka dalam ruang linkup komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan
merupakan arena yang paling menuntut jatah diterapkannya tata karma, karena
itu, ada orang yang mengatakan bahwa tata karma dan komunikasi dalam pergaulan
merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Komunikasi dalam pergaulan adalah kegiatan sehari-hari seperti
kegiatan makan dan minum yang tak terlepas dari kehidupan.
Sekarang coba renungkan ! berapa orang yang dapat digolongkan sebagai sahabat karib kita ? coba di ingat-ingat ! dari yang terhitung sahabat karib tempat kita merasa leluasa menuangkan isi hati, menyampaikan masalah pribadi , berapa orang sekeyakinan atau kepercayaan , berapa orang segolongan , berapa yang sejenis , berapa yang sama tingkat kehidupan ekonominya dengan kita ?
Kalau jawaban menunjukkan bahwa lebih banyak yang sama latar belakang dengan kita, maka mungkin kita perlu bertanya kepada diri sendiri , apakah saya tergolong orang yang cukup terbuka ?
Sekarang coba renungkan ! berapa orang yang dapat digolongkan sebagai sahabat karib kita ? coba di ingat-ingat ! dari yang terhitung sahabat karib tempat kita merasa leluasa menuangkan isi hati, menyampaikan masalah pribadi , berapa orang sekeyakinan atau kepercayaan , berapa orang segolongan , berapa yang sejenis , berapa yang sama tingkat kehidupan ekonominya dengan kita ?
Kalau jawaban menunjukkan bahwa lebih banyak yang sama latar belakang dengan kita, maka mungkin kita perlu bertanya kepada diri sendiri , apakah saya tergolong orang yang cukup terbuka ?
Manusia adalah makhluk tuhan yang penuh dengan misteri. Banyak
unsur yang masih menjadi rahasia bagi
kita, meskipun informasi demi informasi telah diperoleh mengenai teman kita.
Berapa banyak ilmu telah menyelidiki tentang manusia, namun hasilnya mengakui
bahwa manusia memang makhluk yang penuh dengan misteri.
Hal yang menyebabkan kita sering menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman bahkan dengan sahabat karib. Kadang-kadang ucapan dan tindakannya diluar dugaan, belum pernah kita mengalaminnya seperti itu. Hal ini menyebabkan terkadang kita merasa dongkol, jengkel, bosan bahkan terheran-heran . Mengapa bisa begitu ?
Hal yang menyebabkan kita sering menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman bahkan dengan sahabat karib. Kadang-kadang ucapan dan tindakannya diluar dugaan, belum pernah kita mengalaminnya seperti itu. Hal ini menyebabkan terkadang kita merasa dongkol, jengkel, bosan bahkan terheran-heran . Mengapa bisa begitu ?
Coba
berfikir sebaiknya, apakah teman-temanku sering merasa jengkel, marah, tak enak
dengan ucapan dan tindakan saya ?. mengapa mereka bersikap demikian dan mengapa
saya pun bersikap serupa ?.
Dari
berbagai ucapan dan tindakan yang tak baik dan tak menyenangkan, berapa ucapan
dan tindakan kita yang rata-rata ditimbulkan oleh kurangnya sopan santun ? ada
berapa kunci pokok yang mungkin perlu dicamkan pula guna mengatasi masalah
komunikasi itu. Pertama, perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Ini adalah kunci pertama dan utama. Kedua setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan perseorangan
(individual), bahkan tak ada anak kembar “satu telor” yang memiliki kesamaan
dalam seluruh segi. Jadi terimalah sifat tertentu teman kita, yang mungkin agak
aneh dirasakan. Ketiga, kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang,
karena itu, kita perlu membuka diri agar semakin dikenal, hal ini banyak
membantu cara orang lain bersikap terhadap diri kita. Keempat, banyak masalah
komunikasi dengan sesama akan teratasi jika kepercayaan kepada orang lain,
cinta kasih kepada orang lain, dan kesediaan berkorban melandasi komunikasi
dengan sesama.
Kunci-kunci
ini memang mudah dihafal tetapi sulit dilakukan. Karena itu, sebagai insane
yang tidak sempura, yang penuh cacat dan cela, yang terlupa akan imbauan
bersopan santun, perenungan (reflaksi) diri mungkin dapat membantu untuk
membantu memecahkan persoalan ini.
Berbicara
Coba kita renungkan kira-kira rata-rata berapa menit kita gunakan
dalam sehari untuk berbicara. Berapa banyak kata atau kalimat yang kita ucapkan
setiap hari di kampus, di ruamah. Pepatah mengisyaratkan “berkata peliharalah
lidah”. Hati-hatilah dalam berbicara agar tidak mendatangkan akibat kurang
menyenangkan di kemudian hari. Sekali terlontar kata-kata yang tak sedap kepada
orang lain, dengan apa kita menangkapnya kembali ?.
Waktu
berbicara hendaklah kita tenang dan sekali-kali boleh ditegaskan dengan gerak
tangan secara halus dan sopan. Gerak tangan hendaknya tidak terlalu banyak dan
menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuk kepada lawan bicara hendaknya dihindari.
Janganlah kita pilih pokok pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang
lain. Janganlah kita bicarakan sesuatu yang ingin dilupakan seseorang.
Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan yang dapat merugikan diri sendiri,
apalagi dilakukan di banyak orang. Hendaknya kita hindari kata-kata kotor dalam
pembicaraan serta tak perlu kita menanyakan sesuatu yang dapat memalukan
seseorang.
Waktu
pembicaraan bersama, biasakanlah mendengarkan orang lain dan jangan memotong
pembicaraan seseorang yang sedang asyik berbicara. Berbisik-bisik dengan teman
dalam suatu pertemuan dapat mengganggu suasana hendaknya dihindarkan.
Waktu
berbicara, sebaiknya mulut dibuka secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak
terkancing karena hal ini akan membuat suara kurang terdengar. Waktu berbicara
sebaiknya mengarahkan pandangan kepada lawan berbicara. Selalu menoleh kearah
lain dapat menimbulkan kesan kurang menghargai. Berbicara sambil bekecak
pinggang sebaiknya dihindari, waktu berbicara hendaknya kita mengambil jarak
sesuai dengan orang yang kita ajak berbicara, dalam arti tidak terlalu dekat.
Suara hendaknya jangan terlalu keras, kalau hendak batuk atau bersin hendaknya
mulut ditutup.
Penampilan
Warna, corak busana, dandanan, raut wajah, bentuk tubuh, cara
berjalan, dan tata cara berjalan adalah beberapa unsur penting yang memberikan
ciri-ciri khusus terhadap penampilan lahiriah kita. Penampilan memberikan kesan
langsung kedalam penglihatan orang lain.
Berbusa
dan berdandan.
Cara
berbusana dan berdandan mencerminkan keperibadian kita, setiap hendaknya
berpakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dikampus, hendaknya setiap
berpakaian sesuai dengan etika kesopanan, rapi dan pantas. Selain itu, tampak
kurang pantas jika seorang mahasiswa putrid memakai perhiasan berlebihan, hal
itu akan menimbulkan kesan seolah-olah kita menjadi “etalase” berjalan.
Mahasiswa
yang mengatur rambutnya dengan rapid an pantas akan memperhatikan keserasian.
Busana dan model aneh-aneh hanya cocok dipakai pesta atau ulang tahun teman.
Busana apapun yang dipakai hendaknya tidak bertentangan perasaan yang dijunjung
masyarakat kita. Baju hendaknya penuh, jika tidak akan menimbulkan kesan
acak-acakan. Busana yang dipakai tak perlu mesti berharga mahal. Yang lebih
penting adalah kebersihan, kerapian, dan keserasian busana yang dipakai.
Memakai busana yang cocok dengan situasi dan tempat akan memperhatikan bahwa
kita mengetahui etika.
Berjalan
Kalau kita perhatikan kenyataan sehari-hari terlihat banyak orang,
bahkan orang yang sudah tua, terdidik, atau terpandang, sering menyalahi etika
bersama. Kesalahan itu dilakukan tanpa disadari,
marilah kita perhatikan tata cara berjalan bersama, pria dan wanita, sesuai
kelaziman yang dituntut. Kalau seorang pria berjalan dengan seorang wanita,
hendaknya si pria berjalan disebelah kanan. Namun, harus perhatikan arah lalu
lintas. Pada prinsipnya pria berjalan pada bagian yang berdekatan dengan lalu
lintas sedangkan wanita dilindungi disamping kanan atau kirinya bergantung pada
arah lalu lintas. Kalau ada seorang pria dan dua orang wanita, maka si pria
harus berjalan pada sisi yang berdekatan dengan lalu lintas. Ia melindungi dan
wanita disampingnya.
Tata
Cara Makan
Tata cara makan merupakan salah satu
unsure yang penting dalan etika. Tata cara makan berbeda-beda dari tempat k
tempat. Karena itu, perlu kita menanyakan atau mempelajari tata cara makan di
suatu tenpat. Dengan cara demikian, kita akan bertingkah laku secara luwes. Misalnya dinyak tempat di Indonesia makan
dengan tangan dianggap sopan, namun di
daerah-daerah tertentu cara ini dianggap tidak sopan. Pada dearah tertentu,
tidak menghabiskan makanan yang telah diambil dapat menyinggung perasaan atau
tidak sopan, pada daerah tertentu, menghabiskan makanan yang telah diambil dapat menyinggung perasaan.
Takwa
Pengertian Takwa
Takwa berarti waspada, menjaga diri,
dan takut. Menurut istilah syarak takwa berarti menjaga atau memilihara diri
dari dan siksa allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta
menjauhi larangan-larangan nya.
Takwa menurut tasawuf adalah
menghayati dan mengamalkan amar mahruf nahi mungkar. Artinya melaksanakan
perintah- perintah allah SWT dan menjauhi larangannya. Takwa adalah menjaga
diri ajab allah SWT dengan menjauhi tindak maksiat dan melaksanakan tata aturan
yang telah digariskan allah SWT . Dengan demikian takwa juga mengandung
pengertian mengendalikan diri dari dorongan emosi dan penguasaan diri dari
kecendrungan hawa nafsu yang buruk. Takwa menjadi pengendali dan sekaligus
menjadi tolak ukur ketaatan seseorang dalam beribadat kepada allah SWT. Takwa
harus dihayati dan diamalkan seseorang sepanjang waktu, kapan saja dan dimana
saja ia berada.Seseorang yang takwa memiliki kepekaan moral batin yang amat
jauh dan tajam sehingga dia dapat menentukan secara pasti apakah sesuatu itu
akan dikerjakannya atau ditinggalkannya.
Seorang
muslim yang bernama taqwa. Orang yang bertaqwalah yang akan mendapatkan
kemenangan dan paling tinggi kedudukannya pada sisi Allah SWT.
Tanda-tanda orang bertaqwa dalam agama islam :
1.
Beriman kepada
yang gaib, yakni : zat Allah, Malaikat, dan alam barzakh, hari bangkit
dari kubur, alam mahsyar, hari
perhitungan amal, hari pembalasan, surge, dan neraka.
2.
Menyakini
kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajarannya yang dibawanya.
3.
Menyakini bahwa
Alqur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada nabi MuhammadSAW dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup
4.
Disiplan dalam
menunaikan ibadah mahdhah yang hukumnya wajib.
5.
Disiplin dalam
beramal saleh, yang mendatangkan manfaat, baik bagi dirinya, maupun masyarakat.
6.
Mengendalikan
diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT.
Manfaat taqwa dalam islam :
1.
Memperoleh
kedudukan mulia disisi Allah SWT, dan Allah akan memberikan pertolongan
kepadanya.
2.
Mendapatkan
jalan keluar dari kesulitan serta memperoleh rezeki yang tidak diduga-duga.
3.
Memperoleh
kegembiraan batin dan kemantapan jiwa.
4.
Terbebas dari
neraka dan masuk surga.
Menjalankan perintah agama
Indonesia adalah Negara
yangberdasarkan Pancasila. Agama-agama yang resmi boleh hidup dan tumbuh di
Indonesia ad lima, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha. Toleransi umat beragama di Indonesia tergolong
baik, hal ini dapar kita lihat umat beragama di Indonesia dalam menjalankan
perintah agamanya masing-masing. Mereka siling menghargai, tidak saling
mengganggu, bahkan saling bekerja sama. Merayakan hari-hari besar agama, tampak
kerjasama atau saling membantu antar umat beragama. Contoh merayakan hari raya
agama islam yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW, Iedul Fitri, Iedul Adha, Isro’
Mi’raj dan nuzulul Qur’an, merayakan hari raya agama Kristen Katolik, yaitu :
Natal dan Paskah. Hari besar agama Hindu yaitu Nyepi dan galungan. Merayakan hari
besar agama Budha yaitu Waisak. Demikian juga dalam menjalankan ibadah agama,
tampak tidak terjadi gangguan diantara mereka. Mereka dapat menjalankan ibadah
dengan perasaan aman dan damai. Pemeluk agama Islam dapat tenang menjalanklan
ibadah sholat di mesjid atau di surau, pemeluk agama Kristen Protestan dan
Katholik dapat tenang ibadah di gereja, pemeluk agama Hindu Budha dapat dengan
tenang beribadah di kuil atau wihara. Pada dasarnya setiap agama mengajarkan
keharmonisan, saling menghormati, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan, dan
seperangkat nilai-nilai luhur lainnya.
Dalam pandangan Islam tentang
kehidupan antar umat beragama tidak ada konsep permusuhan atau kebencian
terhadap orang yang bukan beragama islam. Islam senantiasa berusaha untuk menegakkan
hidup dalam suasana perdamaian, kerukunan dan saling bekerjasama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah
ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas.Sedangkan etika hanya
melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.Moralitas
adalah petunjuk kongkret tentang
bagaimana kita harus hidup.Sedangkan etika adalah perwujudan secara
kritis dan rasional ajaran moral.
Moralitas adalah sebuah “pranata”seperti halnya agama,bahasa dan
sebagainya yang sudah ada sejak dahulun
kala dan diwariskan secara turun menurun.Sebaliknya,etika adalah sikap kritis
setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.Maka
tidak mengherankan bahwa moralitas bisa saja sama,tetapi sikap etis bisa
berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam masyarakat yang sama,atau
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.
Karena etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas,maka etika
tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai mtoralitas begitu
saja.Etika memang pada akhirnya
menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas ,tetapi bukan karena
tindakan itu diperintah oleh moralitas,melainkan karena ia sendiri tahu bahwa
hal itu memang baik baginya.Ia sadar secara krtis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti
itu.Atau,kalau pada akhirnya bertindak sebagaimana yang diperintahkan oleh
moralitas,orang tiu bertindak tidak sesuai dengan moralitas bukan karena
ikut-ikutanb atau sekedar mau yang
lain,melainkan karena ia punya alasan rasional untuk itu.
Takwa
berarti waspada, menjaga diri, dan takut. Menurut istilah syarak takwa berarti
menjaga atau memilihara diri dari dan siksa allah dengan jalan melaksanakan
perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan nya.
Takwa
menurut tasawuf adalah menghayati dan mengamalkan amar mahruf nahi mungkar.
Artinya melaksanakan perintah- perintah allah SWT dan menjauhi larangannya.
Takwa adalah menjaga diri ajab allah SWT dengan menjauhi tindak maksiat dan
melaksanakan tata aturan yang telah digariskan allah SWT . Dengan demikian
takwa juga mengandung pengertian mengendalikan diri dari dorongan emosi dan
penguasaan diri dari kecendrungan hawa nafsu yang buruk. Takwa menjadi
pengendali dan sekaligus menjadi tolak ukur ketaatan seseorang dalam beribadat
kepada allah SWT. Takwa harus dihayati dan diamalkan seseorang sepanjang waktu,
kapan saja dan dimana saja ia berada.Seseorang yang takwa memiliki kepekaan
moral batin yang amat jauh dan tajam sehingga dia dapat menentukan secara pasti
apakah sesuatu itu akan dikerjakannya atau ditinggalkannya.
0 komentar:
Posting Komentar