Rabu, 13 November 2013

Sopan Santun dan Takwa



BAB I
Pendahuluan
Saudara-saudara, profesi anda adalah guru. sebagai pemangku jabatan guru sudah seharusnya anda memahami apa sebenarnya jabatan guru itu.Sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi jika anda sebagai guru tidak mampu profesi anda sendiri.Tentu hal yang tidak mengenakkan akan terjadi.Untuk menghindari hal tersebut,pelajarilah dengan teliti unit 4 tentang Menampilkan diri sebagai pribadi yang santun dan berakhlak mulia.Unit ini dijabarkan menjadi 2 sub unit.Sub unit 1 mengenai sopan santun dan sub unit 2 tentang ketakwaan.Dalam mempelajari materi unit tersebut,usahakan anda menguasai kemampuan-kemampuan berikut :
1.      Menjelaskan sopan santun
2.      Menentukan perbuatan baik dan tidak baik
3.      Menjelaskan pengertian takwa
4.      Menentukan perbuatan takwa dan tidak takwa
Agar kemampuan-kemampuan diatas dapat anda kuasai ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini :
1.      Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan,agar anda tahu persis kemampuan –kemampuan apa yang seharusnya anda kuasai
2.      Baca secara sepintas isi unit agar anda memperoleh gambaran isi unit secara keseluruhan.
3.      Lanjutkan dengan membaca bagian demi bagian tandai bagian-bagian penting dengan stabilo atau garis bawah lalu ciptakan materinya :
Dengan begitu anda akan lebih mudah menguasai materi yang sedang anda pelajari.
4.      Kerjakan tugas-tugas latihan untuk memperluas wawasan anda mengenai konsep-konsep yang sedang anda pelajari.
5.      Kerjakan juga soal-soal tes formatif yang ada pada bagian akhir setiap sub unit.









BAB II
Sopan Santun
Pengertian Sopan Santun
Sebelum kita membicarakan sopan santun terlebih dahulu membahas etika.Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku  manusia dalam hidupnya.Etika sangat  menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan mengumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu.Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku manusia,baik secara pribadi maupun kelompok.
Menurut Magnis Suseno, etika  adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus  hidup adalah moralitas.Sedangkan etika hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.Moralitas adalah petunjuk kongkret tentang  bagaimana kita harus hidup.Sedangkan etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral.
Moralitas adalah sebuah “pranata”seperti halnya agama,bahasa dan sebagainya  yang sudah ada sejak dahulun kala dan diwariskan secara turun menurun.Sebaliknya,etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.Maka tidak mengherankan bahwa moralitas bisa saja sama,tetapi sikap etis bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam masyarakat yang sama,atau antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.
Karena etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas,maka etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai mtoralitas begitu saja.Etika memang  pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas ,tetapi bukan karena tindakan itu diperintah oleh moralitas,melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya.Ia sadar secara krtis dan rasional bahwa  ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti itu.Atau,kalau pada akhirnya bertindak sebagaimana yang diperintahkan oleh moralitas,orang tiu bertindak tidak sesuai dengan moralitas bukan karena ikut-ikutanb  atau sekedar mau yang lain,melainkan karena ia punya alasan rasional untuk itu.
Untuk memahami apa yang disebut etika sesungguihnya kita perlu terlebih dahulu membedakannya dengan moralitas.Moralitas berasal dari bahasa latin “mos”(tunggal),”mores”(jamak) dan kata sifat “moralitas”.Bentuk jamak”mores”berarti:kebiasaan,kelakuan,kesusilaan.kata sifat “moralis”berarti susila.Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah,nasihat,peraturan,perintah yang diwariskan secara turun-menurun melalui agama ataupun kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik.Moralitas adalah tradisi kepercayaan,dalam agama atau kebudayaan,tentang perilaku yang baik dan buruk.Moraliras memberi manusia aturan atau petunjuk kongkret tentang bagaimana ia harus hidup,bagaimana ia harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik,dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.
Dalam kaitan dengan nilai dan norma ada dua macam etika :
1.      Etika deskriftif,yang berusaha meneropong secara kritisdan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.Etika deskriftif berbicara mengenai fakta apa adanya,yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai fakta yang terkait dengan situasi dan realitas kongkrit yang membudaya.Etika deskriftif berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai,tanpa menilai,dalam suatu masyarakat,tentang sikap orang dalam menghadapi hidup dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
2.      Etika normatif,yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia,atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia,dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini.Etika normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia,untuk bertindak sebagimana seharusnya berdasarkan norma-norma.Etika normatif memberi petunjuk kepada manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari perbuatan yang kurang baik.
Sesuai dengan pola pendekatan etika yang kritis dan rasional,kedua jenis etika ini pada akhirnya menuntun orang untuk mengambil sikap dalam hidup ini.Beda antara etika deskriftif dan etika normatif adalah etika deskriftif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku,atau sikap yang mau diambil sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Dalam kehidupan manusia, kita menemukan banyak norma yang memberikan pedoman bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat , sekaligus menjadi dasar penilaian mengenai baik dan buruknya perilaku dan tindakan. Secara umum norma dibedakan menjadi dua yaitu norma khusus dan norma umum, Norma khusus, Merupakan aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan yang khusus, Misal peraturan bermain dalam olahraga, aturan mmengunjungi pasien di rumah sakit dan sebagainya. Norma Umum, Norma umum  mempunyai sifat yang lebih umum dan universal. Norma umum terdiri dari tiga macam, yaitu :
1.      Norma sopan santun (etiket) yaitu norma mengatur pola prilaku yang sikap lahiriah, misalnya   Tata cara bertamu, tata cara duduk, tata cara makan dan minum,  cara berpakaian cara menyapa , cara berbicara dan sebagainya.
2.      Norma Hukum yaitu norma yang di tuntut dengan tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum lebih tegas dan pasti , karena dijamin oleh hukuman terhadap para  pelanggarannya.
3.      Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia. Norma moral sebagai tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya manusia sebagai manusia dan bukan dalam kaitannya dengan tugas bukan dalam kaitan dengan status sosial dan sebagainya.
Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.

 Pergaulan

 
           Hubungan antar manusia atau komunikasi akan melahirkan pergaulan. Dalam bergaul , faktor perhatian sangat menentukan. Pergaulan diawali dengan perkenalan. Dalam pergaulan , orang perlu mengenal etika dalam pembicaraan tatap muka serta pembicaraan dengan sarana komunikasi.
Kalau sopan santun berlaku dimana saja dan kapan saja, maka dalam ruang linkup komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan merupakan arena yang paling menuntut jatah diterapkannya tata karma, karena itu, ada orang yang mengatakan bahwa tata karma dan komunikasi dalam pergaulan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Komunikasi dalam pergaulan adalah kegiatan sehari-hari seperti kegiatan makan dan minum yang tak terlepas dari kehidupan.  
 
           Sekarang coba renungkan ! berapa orang yang dapat digolongkan sebagai sahabat karib kita ? coba di ingat-ingat ! dari yang terhitung sahabat karib tempat kita merasa leluasa menuangkan isi hati, menyampaikan masalah pribadi , berapa orang sekeyakinan atau kepercayaan , berapa orang segolongan , berapa yang sejenis , berapa yang sama tingkat kehidupan ekonominya dengan kita ?
Kalau jawaban menunjukkan bahwa lebih banyak yang sama latar belakang dengan kita, maka mungkin kita perlu bertanya kepada diri sendiri , apakah saya tergolong orang yang cukup terbuka ?
Manusia adalah makhluk tuhan yang penuh dengan misteri. Banyak unsur  yang masih menjadi rahasia bagi kita, meskipun informasi demi informasi telah diperoleh mengenai teman kita. Berapa banyak ilmu telah menyelidiki tentang manusia, namun hasilnya mengakui bahwa manusia memang makhluk yang penuh dengan misteri.
Hal yang menyebabkan kita sering menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman bahkan dengan sahabat karib. Kadang-kadang ucapan dan tindakannya diluar dugaan, belum pernah kita mengalaminnya seperti itu. Hal ini menyebabkan terkadang kita merasa dongkol, jengkel, bosan bahkan terheran-heran . Mengapa bisa begitu ?
Coba berfikir sebaiknya, apakah teman-temanku sering merasa jengkel, marah, tak enak dengan ucapan dan tindakan saya ?. mengapa mereka bersikap demikian dan mengapa saya pun bersikap serupa ?.
Dari berbagai ucapan dan tindakan yang tak baik dan tak menyenangkan, berapa ucapan dan tindakan kita yang rata-rata ditimbulkan oleh kurangnya sopan santun ? ada berapa kunci pokok yang mungkin perlu dicamkan pula guna mengatasi masalah komunikasi itu. Pertama, perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ini adalah kunci pertama dan utama. Kedua setiap orang  mempunyai perbedaan-perbedaan perseorangan (individual), bahkan tak ada anak kembar “satu telor” yang memiliki kesamaan dalam seluruh segi. Jadi terimalah sifat tertentu teman kita, yang mungkin agak aneh dirasakan. Ketiga, kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang, karena itu, kita perlu membuka diri agar semakin dikenal, hal ini banyak membantu cara orang lain bersikap terhadap diri kita. Keempat, banyak masalah komunikasi dengan sesama akan teratasi jika kepercayaan kepada orang lain, cinta kasih kepada orang lain, dan kesediaan berkorban melandasi komunikasi dengan sesama.
Kunci-kunci ini memang mudah dihafal tetapi sulit dilakukan. Karena itu, sebagai insane yang tidak sempura, yang penuh cacat dan cela, yang terlupa akan imbauan bersopan santun, perenungan (reflaksi) diri mungkin dapat membantu untuk membantu memecahkan persoalan ini.
Berbicara
            Coba kita renungkan kira-kira rata-rata berapa menit kita gunakan dalam sehari untuk berbicara. Berapa banyak kata atau kalimat yang kita ucapkan setiap hari di kampus, di ruamah. Pepatah mengisyaratkan “berkata peliharalah lidah”. Hati-hatilah dalam berbicara agar tidak mendatangkan akibat kurang menyenangkan di kemudian hari. Sekali terlontar kata-kata yang tak sedap kepada orang lain, dengan apa kita menangkapnya kembali ?.
Waktu berbicara hendaklah kita tenang dan sekali-kali boleh ditegaskan dengan gerak tangan secara halus dan sopan. Gerak tangan hendaknya tidak terlalu banyak dan menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuk kepada lawan bicara hendaknya dihindari. Janganlah kita pilih pokok pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Janganlah kita bicarakan sesuatu yang ingin dilupakan seseorang. Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, apalagi dilakukan di banyak orang. Hendaknya kita hindari kata-kata kotor dalam pembicaraan serta tak perlu kita menanyakan sesuatu yang dapat memalukan seseorang. 
Waktu pembicaraan bersama, biasakanlah mendengarkan orang lain dan jangan memotong pembicaraan seseorang yang sedang asyik berbicara. Berbisik-bisik dengan teman dalam suatu pertemuan dapat mengganggu suasana hendaknya dihindarkan.
Waktu berbicara, sebaiknya mulut dibuka secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak terkancing karena hal ini akan membuat suara kurang terdengar. Waktu berbicara sebaiknya mengarahkan pandangan kepada lawan berbicara. Selalu menoleh kearah lain dapat menimbulkan kesan kurang menghargai. Berbicara sambil bekecak pinggang sebaiknya dihindari, waktu berbicara hendaknya kita mengambil jarak sesuai dengan orang yang kita ajak berbicara, dalam arti tidak terlalu dekat. Suara hendaknya jangan terlalu keras, kalau hendak batuk atau bersin hendaknya mulut ditutup.
Penampilan
Warna, corak busana, dandanan, raut wajah, bentuk tubuh, cara berjalan, dan tata cara berjalan adalah beberapa unsur penting yang memberikan ciri-ciri khusus terhadap penampilan lahiriah kita. Penampilan memberikan kesan langsung kedalam penglihatan orang lain.
Berbusa dan berdandan.
Cara berbusana dan berdandan mencerminkan keperibadian kita, setiap hendaknya berpakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dikampus, hendaknya setiap berpakaian sesuai dengan etika kesopanan, rapi dan pantas. Selain itu, tampak kurang pantas jika seorang mahasiswa putrid memakai perhiasan berlebihan, hal itu akan menimbulkan kesan seolah-olah kita menjadi “etalase” berjalan.
Mahasiswa yang mengatur rambutnya dengan rapid an pantas akan memperhatikan keserasian. Busana dan model aneh-aneh hanya cocok dipakai pesta atau ulang tahun teman. Busana apapun yang dipakai hendaknya tidak bertentangan perasaan yang dijunjung masyarakat kita. Baju hendaknya penuh, jika tidak akan menimbulkan kesan acak-acakan. Busana yang dipakai tak perlu mesti berharga mahal. Yang lebih penting adalah kebersihan, kerapian, dan keserasian busana yang dipakai. Memakai busana yang cocok dengan situasi dan tempat akan memperhatikan bahwa kita mengetahui etika.
Berjalan
Kalau kita perhatikan kenyataan sehari-hari terlihat banyak orang, bahkan orang yang sudah tua, terdidik, atau terpandang, sering menyalahi etika bersama. Kesalahan itu dilakukan tanpa disadari, marilah kita perhatikan tata cara berjalan bersama, pria dan wanita, sesuai kelaziman yang dituntut. Kalau seorang pria berjalan dengan seorang wanita, hendaknya si pria berjalan disebelah kanan. Namun, harus perhatikan arah lalu lintas. Pada prinsipnya pria berjalan pada bagian yang berdekatan dengan lalu lintas sedangkan wanita dilindungi disamping kanan atau kirinya bergantung pada arah lalu lintas. Kalau ada seorang pria dan dua orang wanita, maka si pria harus berjalan pada sisi yang berdekatan dengan lalu lintas. Ia melindungi dan wanita disampingnya.
Tata Cara Makan
            Tata cara makan merupakan salah satu unsure yang penting dalan etika. Tata cara makan berbeda-beda dari tempat k tempat. Karena itu, perlu kita menanyakan atau mempelajari tata cara makan di suatu tenpat. Dengan cara demikian, kita akan bertingkah laku secara luwes. Misalnya dinyak tempat di Indonesia makan dengan tangan dianggap  sopan, namun di daerah-daerah tertentu cara ini dianggap tidak sopan. Pada dearah tertentu, tidak menghabiskan makanan yang telah diambil dapat menyinggung perasaan atau tidak sopan, pada daerah tertentu, menghabiskan makanan yang telah diambil  dapat menyinggung perasaan.
Takwa
Pengertian Takwa
            Takwa berarti waspada, menjaga diri, dan takut. Menurut istilah syarak takwa berarti menjaga atau memilihara diri dari dan siksa allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan nya.
            Takwa menurut tasawuf adalah menghayati dan mengamalkan amar mahruf nahi mungkar. Artinya melaksanakan perintah- perintah allah SWT dan menjauhi larangannya. Takwa adalah menjaga diri ajab allah SWT dengan menjauhi tindak maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan allah SWT . Dengan demikian takwa juga mengandung pengertian mengendalikan diri dari dorongan emosi dan penguasaan diri dari kecendrungan hawa nafsu yang buruk. Takwa menjadi pengendali dan sekaligus menjadi tolak ukur ketaatan seseorang dalam beribadat kepada allah SWT. Takwa harus dihayati dan diamalkan seseorang sepanjang waktu, kapan saja dan dimana saja ia berada.Seseorang yang takwa memiliki kepekaan moral batin yang amat jauh dan tajam sehingga dia dapat menentukan secara pasti apakah sesuatu itu akan dikerjakannya atau ditinggalkannya.
Seorang muslim yang bernama taqwa. Orang yang bertaqwalah yang akan mendapatkan kemenangan dan paling tinggi kedudukannya pada sisi Allah SWT.

Tanda-tanda orang bertaqwa dalam agama islam :

1.      Beriman kepada yang gaib, yakni : zat Allah, Malaikat, dan alam barzakh, hari bangkit dari  kubur, alam mahsyar, hari perhitungan amal, hari pembalasan, surge, dan neraka.
2.      Menyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajarannya yang dibawanya.
3.      Menyakini bahwa Alqur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada nabi MuhammadSAW dan menjadikannya sebagai pedoman hidup
4.      Disiplan dalam menunaikan ibadah mahdhah yang hukumnya wajib.
5.      Disiplin dalam beramal saleh, yang mendatangkan manfaat, baik bagi dirinya, maupun masyarakat.
6.      Mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT. 

Manfaat taqwa dalam islam :

1.      Memperoleh kedudukan mulia disisi Allah SWT, dan Allah akan memberikan pertolongan kepadanya.
2.      Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan serta memperoleh rezeki yang tidak diduga-duga.
3.      Memperoleh kegembiraan batin dan kemantapan jiwa.
4.      Terbebas dari neraka dan masuk surga.

Menjalankan perintah agama

            Indonesia adalah Negara yangberdasarkan Pancasila. Agama-agama yang resmi boleh hidup dan tumbuh di Indonesia ad lima, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha.   Toleransi umat beragama di Indonesia tergolong baik, hal ini dapar kita lihat umat beragama di Indonesia dalam menjalankan perintah agamanya masing-masing. Mereka siling menghargai, tidak saling mengganggu, bahkan saling bekerja sama. Merayakan hari-hari besar agama, tampak kerjasama atau saling membantu antar umat beragama. Contoh merayakan hari raya agama islam yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW, Iedul Fitri, Iedul Adha, Isro’ Mi’raj dan nuzulul Qur’an, merayakan hari raya agama Kristen Katolik, yaitu : Natal dan Paskah. Hari besar agama Hindu yaitu Nyepi dan galungan. Merayakan hari besar agama Budha yaitu Waisak. Demikian juga dalam menjalankan ibadah agama, tampak tidak terjadi gangguan diantara mereka. Mereka dapat menjalankan ibadah dengan perasaan aman dan damai. Pemeluk agama Islam dapat tenang menjalanklan ibadah sholat di mesjid atau di surau, pemeluk agama Kristen Protestan dan Katholik dapat tenang ibadah di gereja, pemeluk agama Hindu Budha dapat dengan tenang beribadah di kuil atau wihara. Pada dasarnya setiap agama mengajarkan keharmonisan, saling menghormati, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan, dan seperangkat nilai-nilai luhur lainnya.
            Dalam pandangan Islam tentang kehidupan antar umat beragama tidak ada konsep permusuhan atau kebencian terhadap orang yang bukan beragama islam. Islam senantiasa berusaha untuk menegakkan hidup dalam suasana perdamaian, kerukunan dan saling bekerjasama.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Etika  adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus  hidup adalah moralitas.Sedangkan etika hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.Moralitas adalah petunjuk kongkret tentang  bagaimana kita harus hidup.Sedangkan etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral.
Moralitas adalah sebuah “pranata”seperti halnya agama,bahasa dan sebagainya  yang sudah ada sejak dahulun kala dan diwariskan secara turun menurun.Sebaliknya,etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.Maka tidak mengherankan bahwa moralitas bisa saja sama,tetapi sikap etis bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam masyarakat yang sama,atau antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.
Karena etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas,maka etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai mtoralitas begitu saja.Etika memang  pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas ,tetapi bukan karena tindakan itu diperintah oleh moralitas,melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya.Ia sadar secara krtis dan rasional bahwa  ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti itu.Atau,kalau pada akhirnya bertindak sebagaimana yang diperintahkan oleh moralitas,orang tiu bertindak tidak sesuai dengan moralitas bukan karena ikut-ikutanb  atau sekedar mau yang lain,melainkan karena ia punya alasan rasional untuk itu.
Takwa berarti waspada, menjaga diri, dan takut. Menurut istilah syarak takwa berarti menjaga atau memilihara diri dari dan siksa allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan nya.
Takwa menurut tasawuf adalah menghayati dan mengamalkan amar mahruf nahi mungkar. Artinya melaksanakan perintah- perintah allah SWT dan menjauhi larangannya. Takwa adalah menjaga diri ajab allah SWT dengan menjauhi tindak maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan allah SWT . Dengan demikian takwa juga mengandung pengertian mengendalikan diri dari dorongan emosi dan penguasaan diri dari kecendrungan hawa nafsu yang buruk. Takwa menjadi pengendali dan sekaligus menjadi tolak ukur ketaatan seseorang dalam beribadat kepada allah SWT. Takwa harus dihayati dan diamalkan seseorang sepanjang waktu, kapan saja dan dimana saja ia berada.Seseorang yang takwa memiliki kepekaan moral batin yang amat jauh dan tajam sehingga dia dapat menentukan secara pasti apakah sesuatu itu akan dikerjakannya atau ditinggalkannya.


0 komentar:

Posting Komentar